Rabu, 11 Februari 2009

untuk surga hatiku. . .


Dear prince...
Prince, tgl 12 Februari besok, bunda mu ultah nie. . . ^_^ akuh bingun mu ngasih apa wat bunda. . . sebenernya aku pengen masak something gituh, tapi. . . prince tau kan kalo aku nda pinter masak!=p kalo aku paksain, waduuuh... Truz gimana dunk prince?huppff...
Prince, inget ngga saat senja kita bercerita tentang bunda? Waktu itu, aku bilang kalo Bunda adalah surga buatku, karna kalo sehari aja aku ngga ngeliat bunda, aku bakal kangeeeen banget. Aku ngga mau bunda jauh2 dari aku prince, truz prince bilang kalo aku tuh manja! Aku tuh anak mami! Inget ngga prince? Hehehe..aku inget banget saat itu prince ngejek aku terus gara2 aku bilang kalo kadang aku ngga bisa bangun pagi sebelum bunda yang bangunin aku. . . => Huuuh prince...aku jadi kangen bunda...
Prince, lihatlah. . .sebuah goresan dengan tinta merah untuk kelembutan Bunda...
Kutulis dengan tinta merah untuk sgala kelembutanmu. . .
Bun...kalo aku bisa terbang, akan kubawa pulang satu bintang paling terang itu untukmu. Sebuah alpha centaury yang tak henti bersinar seperti kasihmu yang tak henti mengalir dalam setiap langkahku. Kalo aku bisa menyelami lautan, aku pengen berenang sampai ke samudra atlantik dan nemuin titanic cuma buat ngambil kalung saphire biru milik Rose untukmu. dan kalo aku bisa berjalan jauh, aku pengen kelilingi dunia ini sambil mengatakan pada setiap orang yang aku temui, betapa cintanya aku padamu bunda. . .
Aaarrggh...andai aku punya sayap untuk mencapai smua itu bun. . . Ehm. . .jangan salahin aku ya bun, karna aku kan cuma manusia normal yang ngga sanggup ngelakuin itu smua. . .maafin aku ya bunda sayang. . .tapi bunda kudu percaya bahwa suatu saat nanti, akan aku bawa impian lain yang jauh lebih indah dari smua khayal itu. . . Akan aku bawa smua untukmu. hanya untukmu bunda. . .
Met hari lahir bundaku sayang. . .

Teruntuk sahabat. . .




Masih ingatkah saat pagi itu, ketika laut meneriakkan salam pada kita? Saat itu, matahari juga ikut tertawa mengiringi tawa empat puluh empat hati yang saling berjanji. Yang aku ingat tentang keinginan kita. . .untuk tetap satu. Meski empat puluh empat tubuh yang berbeda, dan dari empat puluh empat hati yang tentung berbeda, tapi kita semua yakin bahwa disini. . .hanya ada sebuah kata, satu. . .
Dimanapun kita berada, akan selalu kita bawa, bahkan sampai bel pulang sekolah mengantar kita ke rumah. Senyum, kesedihan yang kita titipkan pada senja, dan senja sampaikan pada malam, dan malam kembalikan pada embun yang mengantarkan kita kembali disini.
Rabu senja, dikala langit menangis, di koridor itu menanti hujan bersama, berlari, dan. . . taukah saat itu, dunia iri pada kita. Pada senyum kita. Pada senyummu. . .
Seandainya senja itu tak pernah usai, mungkin senyum ini takkan terhenti. Terhenti sejenak dan mengalirkan darah tak berwarna yang membasahi pipi.
Teman, kau mengajarkan banyak hal pada kami, tentang senyum, keceriaan, kebersamaan, dan kau pula yang meyakinkan kami untuk terus berdiri, melanjutkan yang tersisa. Melanjutkan perjuangan kita, melanjutkan janji kita.
Dan pagi ini, saat mentari masih melukis sisa hujan kemarin sore, bayangan langkahmu masih berlari disini. Berlari. . . mengejar semua mimpi bersama kita.